1.17.2012

PENGARUH ALAT BANTU LOMPAT RINTANG DAN MERAIH SASARAN DIATAS TERHADAP KEMAMPUAN TINGGINYA LOMPATAN SISWA MTs NEGERI TALAGA

B. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang sehat jasmani, rohani serta mempunyai kepribadian, disiplin, sportifitas yang tinggi sehingga pada akhirnya akan terbentuk manusia yang berkualitas. Suatu kenyataan yang bisa diamati dalam dunia olahraga, menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan prestasi olahraga yang pesat dari waktu kewaktu baik ditingkat daerah, nasional maupun internasional. Hal ini dapat dilihat dari pemecahan-pemecahan rekor yang terus dilakukan pada cabang olahraga tertentu, penampilan tehnik yang efektif dan efisien dengan ditunjang oleh kondisi fisik yang baik
Dengan adanya kecendrungan prestasi yang meningkat, maka untuk berpartisipasi dan bersaing antar atlet dalam kegiatan olahraga prestasi harus dikembangkan kualitas fisik, tehnik, psikologi dan sosial yang dituntut oleh cabang olahraga tertentu. Oleh karena itu melalui pengembangan dan pembinaan di masyarakat, olahraga wajib diajarkan di sekolah-sekolah dari sekolah tingkat dasar, sekolah tingkat pertama sampai dengan sekolah tingkat menengah.
Permainan bola voli merupakan permainan yang banyak digemari orang diseluruh dunia, sampai sekarang pertandingan – pertandingan tingkat internasional sering digelar di berbagai Negara
Untuk terampil bermain bola voli, maka pemain harus menguasai beberapa jenis keterampilan bermain voli antara lain servis, passing, setting, dan spike. Prestasi yang dicapai oleh suatu regu ditentukan oleh kemampuan para pemain dalam mengkombinasikan keseluruhan keterampilan ini.
Jika dilihat dari aspek mekanik gerak, maka dari keempat adalah servis dan spike. Karena kedua jenis keterampilan ini berfungsi sebagai senjata penyerangan untuk menghasilkan angka.
Untuk spike yang efektif, maka pemain harus :
1. Meningkatkan kecepatan horizontal yang tinggi pada saat awalan
2. Mengubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertical yang tinggi pada waktu takeoff
3. Meningkatkan tegangan maksimum selama persiapan lompatan ( kedua tangkai harus ditahan dan meminimalkan fleksi lutut selama fase persiapan lompatan )
4. Tidak memulai gerak ekstensi selama fase persiapan lompatan.
Pembelajaran adalah suatu aktivitas mengajar dan belajar yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar, maka ada pula yang belajar. Proses belajar-mengajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku pada siswa berupa perubahan kognitif, perubahan afektif, dan perubahan psikomotor. Perubahan psikomotor dapat dicapai melalui proses belajar keterampilan gerak.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar-mengajar keterampilan gerak. Dalam hal ini Nadisah (1983: 40) mengemukakan bahwa faktor pendukung keberhasilan belajar-mengajar antara lain sebagai berikut:
1. Karakteristik individu yang bersangkutan;
2. Luas dan tingkat kesulitan materi;
3. Metode penyampaian;
4. Kondisi-kondisi yang disediakan;
5. Penggunaan media;
6. Kesempatan yang tersedia; dan
7. Guru serta tujuan instruksional
Dengan demikian banyak faktor yang menentukan dalam melaksanakan kegiatan proses belajar-mengajar agar mencapai hasil yang baik.
Salah satu faktor penting yang turut menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar adalah media yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Penggunaan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai diharapkan dapat mencapai hasil yang efektif. Hal ini seperti dikemukakan Surachmad (1984: 59) bahwa:
Satu di antara teknik yang lazim dipergunakan ialah pemakaian alat-alat pembantu mengajar, baik sebagai alat peraga, maupun sebagai manusia sumber, dan lain-lain lagi. Jadi pakta prinsipnya penggunaan alat pembantu harus dapat mempertinggi efisiensi metode utama yang dipakai mengajar, artinya bahwa setiap penggunaan alat pembantu harus dapat membawa guru dan murid lebih dekat lagi pada tujuan yang telah ditetapkan. Surachmad (1984: 59).
Dalam proses belajar-mengajar, keterampilan merupakan salah satu faktor untuk mencapai tujuan gerak yang diharapkan (hasil belajar), kadang-kadang guru olah raga dihadapkan pada suatu kendala terutama kesulitan yang menyangkut terbatasnya fasilitas, baik itu lapangan atau peralatan, tak terkecuali dalam bidang olah raga permainan bola voli terutama spike
Dari pengamatan penulis pada beberapa kegiatan belajar-mengajar permainan cabang bola voli di sekolah-sekolah baik di kota maupun di daerah, banyak guru olah raga yang kurang memanfaatkan alat-alat bantu pembelajaran. Padahal alat bantu berguna untuk menjadi daya dukung dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Seperti telah diungkapkan terdahulu bahwa salah satu tujuan dari spike adalah meningkatkan kecepatan horizontal yang tinggi pada awalan .
Banyak alat bantu dalam proses belajar-mengajar bola voli yang dapat digunakan, salah satu alat bantu yang penulis kembangkan dalam hal ini adalah latihan lompata dengan rintangan dan lompat meraih sasaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Alat Bantu Lompat Rintang dan Meraih Sasaran di Atas Terhadap Kemampuan Tingginya Lompatan siswa MTs Negeri Talaga Kabupaten Majalengka

C.Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah di atas, bahwa banyak faktor yang dapat menentukan keberhasilan dalam mempelajari keterampilan gerak. Salah satunya adalah penggunaan Alat Bantu . Yang dimaksud Alat Bantu dalam penelitian ini adalah lompat dengan rintang dan lompat meraih sasaran


Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil permasalahan sebagai berikut :
Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan lompat dengan rintang dan meraih sasaran diatas terhadap kemampuan tingginnya lompatan pada siswa MTs Negeri Talaga Kabupaten Majalengka.
D.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan lompat dengan rintangan dan meraih sasaran di atas terhadap kemampuan tingginya lompatan pada siswa MTs Negeri Talaga Kabupaten Majalengka.
2. Apabila ditemukan ada perbedaan maka akan dicari bentuk latihan mana yang memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan tingginya lompatan pada siswa MTs Negeri Talaga Kabupaten Majalengka.
E. Kegunaan Penelitian
Apabila hasil penelitian ini menunjukan hasil yang positif, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani untuk mempertimbangkan penggunaan Alat Bantu dalam proses belajar mengajar bola voli terutama spike.
2. Bahan informasi mengenai efektivitas penggunaan Alat Bantu terhadap hasil belajar bola voli terutama spike.


F. Hipotesis
Hipoteisis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti malalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1998 : 67). Penolakan atau penerimaan suatu hipotesis sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap data-data yang terkumpul.
Berdasarkan hasil analisis dari latihan lompat dengan rintangan dan latihan lompat meraih sasaran di atas, maka dapat dikemukakan rumusan hipotesis peneliti sebagai berikut : ada perbedaan pengaruh antara latihan lompat dengan rintangan dan lompat meraih sasaran di atas terhadap kemampuan tingginya lompatan pada siswa MTs Negeri Talaga Kabupaten Majalengka.
G. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 2000 : 220). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 115), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan subjek penelitian dan keseluruhan individu itu paling sedikit harus memiliki suatu sifat yang sama.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII MTs Negeri Talaga yang berjumlah 30 orang siswa putra. Adapun alasan pengambilan populasi adalah :
1. Mereka sama-sama dalam satu sekolah, yaitu siswa putra kelas VIII MTs Negeri Talaga Kabupaten Majalengka
2. Mempunyai jenis kelamin yang sama , yaitu laki-laki
Berdasarkan uraian di atas, maka populasi yang diambil telah memenuhi syarat, dimana suatu populasi harus memiliki minimal satu sifat yang sama, berarti populasi ini dapat diterima.
G. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998 : 117). Pendapat lain, Sutrisno Hadi (2000 : 221), menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki.
Pedoman dalam pengambilan jumlah sampel ini, penulis mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (1998 : 120) yaitu hanya untuk sekedar ancer-ancer apabila subyek kurang dari 100 sebaiknya diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyek besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, dana, dan tenaga.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas VIII MTs Negeri Talaga Kabupaten Majalengka , yang berjumlah 30 anak. Subyek yang diteliti sejumlah 30 orang siswa maka ditetapkan sebagai sampel semua karena jumlah sampel atau subyeknya kurang dari 100 orang. Oleh sebab itu dalam penentuan atau pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling, yaitu mengikutkan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian.





H.Tahap-Tahap Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan tahap-tahap penelitian sebagaimana tercantum pada diagram berikut ini :
























I.Teknik Pengolahan Data
Setelah data diperoleh melalui hasil tes awal dan tes akhir langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik. Dari hasil pengolahan dan penganalisaan melalui penghitungan statistik akan diperoleh jawaban mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis sesuai dengan tingkat kepercayaan atau taraf nyata yang diajukan, juga akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan permasalahan yang ada.
Adapun langkah-langkah pengujian terhadap dua perlakuan setelah data didapatkan yaitu : (1) Mengetes normalitas dari distribusi masing-masing kelompok; (2) Jika ternyata keduanya berdistribusi normal dilanjutkan dengan pengetesan tentang homogenitas variansinya; (3) Jika ternyata variansinya homogen dilanjutkan dengan uji t (Nurgana, 1995 :21).
1. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan maksud untuk mengetahui bahwa data berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Chi-kuadrat (2). Langkah-langkah dalam uji normalitas adalah sebagai berikut :
a. Membuat distribusi frekuensi
1) Menentukan rentang (R)
R = Nilai terbesar – nilai terkecil
2) Menentukan banyaknya kelas interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
3) Menentukan panjang kelas (P)

4) Memasukkan data nilai dalam tabel berikut :
Skor fi xi xi2 fixi fixi2


5) Menghitung rata-rata dengan rumus :

6) Menghitung standar deviasi dengan rumus :

b. Menguji normalitas dengan langkah-langkah berikut :
1) Menentukan batas kelas interval (bk)
2) Mentransformasikan batas kelas interval kedalam bentuk normal standar (z) dengan rumus :

3) Menghitung luas kelas interval (l)
Dihitung dengan menggunakan daftar z dengan cara za-zb
4) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei)
Ei = l x n
5) Menghitung Chi-kuadrat (2)

dimana :
Oi : frekuensi observasi
Ei : frekuensi ekspektasi
6) Menentukan derajat kebebasan
dk = k – 3
7) Menentukan Chi-kuadrat (2) daftar
8) Menentukan kriteria uji normalitas
Jika 2hitung  2 tabel maka data berdistribusi normal dan jika sebaliknya maka data berdistribusi tidak normal.
2. Tes Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat bahwa data berdistribusi homogen, pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji-F. Langkah-langkah dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut :
a. Menentukan variansi data penelitian
b. Mencari nilai tingkat homogenitas (F)



dimana :
F = nilai tingkat homogenitas
Sb2 = variansi terbesar
Sk2 = variansi terkecil
(Sudjana, 1996 : 249)
c. Menentukan derajat kebebasan
Rumus : dk1 = n1 – 1 dk2 = n2 – 1
Keterangan :
dk1 = derajat kebebasan pembilang
dk2 = derajat kebebasan penyebut
n1 = ukuran sampel yang variansinya besar
n2 = ukuran sampel yang variansinya kecil
d. Menentukan nilai F dari tabel
e. Penentuan homogenitas
Jika Fhitung  Ftabel maka kedua variansi homogen.
Jika Fhitung  Ftabel maka kedua variansi tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Bila data berdistribusi homogen dilakukan uji t dan bila tidak berdistribusi homogen maka dilakukan uji t’. Adapun rumus yang digunakan yaitu :
- Rumus uji t untuk data yang berdistribusi homogen :

Standar deviasi gabungan (Sp) dihitung dengan rumus :

(Sudjana, 1996 : 239)
Derajat kebebasan dihitung dengan rumus :
v = n1 + n2 – 2
(Sudjana, 1996 : 249)
- Rumus uji t’, bila data tidak homogen yaitu :

Derajat kebebasan dihitung dengan rumus :

(Sudjana, 1996 : 241)
b. Menentukan nilai t tabel
c. Menguji hipotesis
Jika t hitung  t tabel maka perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan rata-rata kelompok kontrol signifikan pada taraf tertentu, jadi kesimpulannya Hipotesis Nol (H0) ditolak (Sudjana, 1996 : 23).

J.Lokasi dan lamanya penelitian

1. Lokasi MTs Negeri Talaga Kabupaten Majalengka.
2. Lamanya penelitian 4 minggu
Blog Advertising

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Skull Belt Buckles