3.17.2012

kurikulum

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perlu adanya proses untuk menjadi maju, salah satu proses tersebut adalah dengan mencerdaskan anak bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu atau berkualitas benarlah yang dapat meningkatkan kecerdasan anak bangsa. Dari zaman ke zaman system kurikulum pendidikan yang ada Indonesia selalu ada perubahan demi mencerdaskan anak bangsa. Salah satu system kurikulum yang baru saat ini adalah system KTSP (Kurikulum Tingkat satuan pendidikan). Namun kurikulum ini belum dilaksanakan, karena adanya masalah-masalah yang terjadi. Disini kami akan membahas masalah-masalah tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum KTSP?
2. Landasan Hukum Pendidikan KTSP?
3. Apakah penerapan kurikulum KTSP telah terlaksana di sekolah-sekolah?
4. Mengapa pelaksanaan kurikulum KTSP sulit dilaksanakan?

C. BATASAN MASALAH

Pada makalah ini kami cuma akan membahas kesulitan pelaksanaan kurikulum KTSP disekolah dari segi peran guru .



BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM DAN KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi(SI), proses, kompetensi lulusan(SKL), tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005. Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian.
Pertama, Panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL.Termasuk dalam ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003 dan ketentuan PP 19/2005 serta prinsip dan langkah yang harus diacu dalam pengembangan KTSP.
Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir pengembangan KTSP dengan mengacu pada SI dan SKL dengan berpedoman pada Panduan Umum yang dikembangkan BSNP. Sebagai model KTSP, tentu tidak dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan hendaknya digunakan sebagai referensi.

Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

- belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
- belajar untuk memahami dan menghayati,
- belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
- belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
- belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.





B. LANDASAN DAN TUJUAN PENYUSUNAN KTSP

1. Landasan

- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

- Standar Isi (SI)

SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.



- Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

2. Tujuan Penyusunan

Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.


C. PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah :

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP .


KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

- Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
- Beragam dan terpadu
- Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
- Relevan dengan kebutuhan kehidupan
- Menyeluruh dan berkesinambungan
- Belajar sepanjang hayat
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

D. PENERAPAN KTSP DI SEKOLAH-SEKOLAH

KTSP sulit dilaksanakan, sebagai contoh di daerah Bandung, Jawa Barat .Kepala sekolah SMAN 12 Bandung menyatakan sekolahnya mengalami keterbatasan guru di sekolah dalam menerjemahkan KTSP menjadi salah satu alasan penundaan penerapan di SMAN 12 Bandung. Tidak semua guru mampu membuat kurikulum, butuh keahlian khusus," kata Hartono.

Sekjen Forum Aspirasi Guru Independen (FAGI) Iwan Hermawan di sela-sela diskusi mengenai KTSP yang berlangsung di SMAN 12 Bandung, belum lama ini mengemukakan, deklarasi penggunaan kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun ajaran 2006/2007 yang dilakukan Disdik Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu, pada kenyataannya di lapangan belum ada satu sekolah pun yang benar-benar mengimplementasikan KTSP sesuai standar isi yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
“SMAN 12 Bandung salah satu sekolah yang berani secara terang-terangan menolak instruksi tersebut. (ujar Iwan)”.
Dikda Gelar Workshop. Untuk menyiapkan para guru SD/ MI sekota Blitar dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun ajaran baru 2007 mendatang Dinas Pendidikan Kota Blitar menyelenggarakan Sosialisasi dan workshop KTSP di SD Negeri Sananwetan 3 Kota Blitar, 3-4 januari 2007.
Dalam sosialisasi selama dua hari ini para guru menerima materi secara umum serta detil per materi pelajaran. Diharapkan para guru di masing masing mata pelajaran akan memahami apa yang perlu dikerjakan. Baik dalam hal struktur maupun konstruksi kurikulum. Namun untuk penerapannya KTSP belum terlaksana.
Solusi dari permasalahan yang dihadapi di dalam menerapkan KTSP

1. Membuat sejumlah pelatihan dan aktivitas lainnya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat kurikulum sesuai dengan standar isi yang ada.(Hartono)
2. Menerapkan KTSP secara bertahap.
3. Mengadakan Workshop KTSP seperti yang di lakukan di Blitar.

E. SEBAB-SEBAB KTSP TIDAK DAPAT DI TERAPKAN DI INDONESIA

a. Pemerintah / Dinas Pendidikan

1. KTSP, Kurikulum yang Tidak Sistematis (AJE Toenlioe)
Ketidaklogisan KTSP terjadi karena sekolah diberi kebebasan untuk mengelaborasi kurikulum inti yang dibuat pemerintah, tetapi evaluasi nasional oleh pemerintah melalui ujian nasional (UN) justru paling menentukan kelulusan siswa.



2. KTSP Tidak fungsional

Kurikulum ini menjadi tidak logis karena tidak proporsionalnya pembagian tugas pengembangan antara pemerintah dan sekolah. Seharusnya pemerintah hanya menetapkan kerangka umum dari tujuan atau kompetensi, isi, strategi, dan evaluasi, sedangkan pengembangannya secara rinci menjadi siap pakai diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.

a. Kepsek yang kurang Mengerti KTSP

Kepsek masih membuat pola-pola penyeragaman, dalam sistem pembelajaran maupun evaluasi hasil pembelajaran, dinilai tidak memahami tujuan dan tuntutan kurikulum tingkat satuan pengajaran (KTSP) yang baru diberlakukan pemerintah.

b. Guru yang bermutu berjumlah sedikit

1. Bahasan tentang kurikulum bagi guru terbatas
2. Agen penyedia tenaga kependidikan kurang memberikan materi kependidikan yang memadai.
3. Penataran tentang kurikulum ini yang dilakukan terbatas
4. Pengawasan yang dilakukan terbatas terhadap tindak lanjut yang dilakukan
5. Guru
6. Buku-buku yang diberikan kepada murid kebanyakan tidak menunjang keberhasilan kurikulum ini?
7. Guru yang menguasai atau siap dan bisa berkompetisi dalam kurikulum ini cuma sedikit
8. Kebanyakan guru-guru hanya merubah nama, format, atau silabi.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Proses penerapan KTSP belum terlaksanakan dan memang sulit untuk penerapanya, salah satu contohnya di daerah Bandung, Jawa Barat SMAN 12 Bandung, karena keterbatasan guru di sekolah dalam menerjemahkan KTSP menjadi salah satu alasan penundaan penerapan di SMAN 12 Bandung. Tidak semua guru mampu membuat kurikulum, butuh keahlian khusus,(kata Hartono). Dan sebab –sebab yang lain adalah :
a. Pemerintah / Dinas Pendidikan
b. Guru yang bermutu berjumlah sedikit
c. Guru yang bermutu berjumlah sedikit
Landasan Hukum KTSP termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

B. Saran

1. Teruslah tingkatkan kedisiplinan anda untuk membangun system pendidikan di Indonesia terus maju.
2. Jika dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahanya, kami mengharapkan saran dan kritiknya.

DAFTAR PUSTAKA

1. PPPG Teknologi Bandung, Pengantar KTSP, http://www.sma1 sltg.sch.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=14, 05 Februari 2007
2. Pikiran Rakyat, Kepsek Belum Paham KTSP,http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/012007/08/0701.htm, 08 Januari 2007

3. Media Indonesia, Dibawah Sandra kurikulum , http://urip. Wordpress .com /2006/10/04/ di-bawah-sandera-kurikulum /, Rabu 04 Oktober 2006

4. PPPG Teknologi Bandung , KTSP , http://www.tedcbandung.com/webtedc /index.php?page=50&idb=45, 09 Januari 2007

5. Pikiran Rakyat, KTSP tak siap pakai semester ini, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/112006/04/0701.htm, Sabtu, 04 Nopember 2006

6. Kompas, KTSP, Kurikulum yang Tidak Sistematis http://www.kompas.com/kompas-cetak/0611/13/humaniora/3094950.htm, Senin 13 Nopember 2006

7. http://www.blitar.go.id/berita/index.php?offset=60

8. Media Indonesia , Gonjang ganjing Kurikulum, http://urip.wordpress.com /2006/09/22/gonjang-ganjing-kurikulum/, 22 September 2006

2.06.2012

CARA MEMBUAT REKENING PAYPAL

Para sobat semua kali ini saya akan memberi tahu tentang cara membuat rekening/akun paypal, tapi sebelumnya saya akan menjelaskan apa itu paypal?? paypal adalah alat pembayaran online yang sangat aman digunakan untuk transaksi,pengguna dapat berbelanja di situs belanja online, transaksi dalam berbisnis, dan banyak lagi kegunaannya,,
ok kembali ke rumah heee,, maksud kembali ke tema,
langsung ja lihat caranya :
1. kunjungi www.paypal.com dari web broswer sobat
2. lalu klik daftar/sign up seperti gambar di bawah ini


3. pilih tipe akun sesuai kebutuhan sobat

4. isi form yang disediakan, perlu di ketahui samakan data yang anda masukan dengan data rekening bank anda, untuk kepentingan verivikasi.
5. selesai.
begitulah cara membuat rekening paypal semoga bermanfaat bagi semua,


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan meliputi diberbagai sektor dan jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan dasar. Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk guru. Guru yang profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mated yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang dirinci sebagai berikut :
1. Mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menylapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.
2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. (Ngalim Purwanto, 1997: 42)

Penerapan Metode Inkuiri PKn

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar ungkapan yang cukup sederhana yaitu "mendidik anak pada masa kini berarti menyiapkan orang dewasa di masa mendatang". Pendidik haru:s bisa menyiapkan anak didik menjadi orang dewasa yang mandiri, mampu menggunakan dan mengembangkan sendiri kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimilikinya, dan mempunyai sikap yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sesuai dengan isi Kurikulum 2004 adalah pendidikan tentang nilai-nilai yang sasarannya bukan semata-mata pengalihan pengetahuan melainkan lebih ditekankan pada pembentukan sikap. Dengan demikian mata pelajaran PKn meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang lebih menitikberatkan pada ranah afektif.
Kepribadian siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh ranah kognitif, apektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut menyatu dan sulit dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk kepribadian unik setiap manusia. Dalam menyajikan pelajaran, guru harus berupaya mengembangkan ketiga ranah tersebut agar berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat perbedaan tergantung dari ranah mana yang mendapat penekanan, sementara dalam pembelajaran PKn, hasil akhir yang menjadi tujuan adalah pengembangan ranah apektif yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dan berkembang dalam tatanan kehidupan manusia Indonesia.
Dalam proses pembelajaran PKn, guru belum semuanya melaksanakan pendekatan siswa aktif, dan peranan guru sebagai dinamisator belajar siswa belum diterapkan, namun guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penyampaian materi pelajaran guru masih menggunakan buku-buku sumber dan buku pelengkap sebagaa sumber belajar, dan dalam penyampaian bahan ajar kepada siswa belum digunakan media belajar yang lain.
Untuk pemahaman nilai dalam PKn, terdapat beberapa metode yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh guru di antaranya adalah:
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Diskusi
4. Metode Karyawisata
5. Metode Pemecahan Masalah
6. Metode Pembinaan Nila
7. Metode Simulasi
8. Metode inkuiri
9. Metode Bermain Peran
10. Metode Permainan
11. Metode Tugas
12. Metode Drill (Depdikbud, 1996:50)
Berdasarkan studi awal yang penulis lakukan pada guru Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kab.Majalengka , dalam mengajar guru belum mencobakan metode-metode yang direkomendasikan oleh Depdikbud di atas. Metode yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar masih sebatas ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini penulis akan mencobakan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri yang merupakan metode yang belum pernah dicobakan sebelumnya pada siswa.
selengkapnya bisa di download disini

1.29.2012

TOKO MEBEL FURNITUR

Untuk anda yang berkarir di rumah sendiri, dimana memang kini semakin banyak orang yang memilih untuk bekerja di rumah sendiri. Apalagi sekarang teknologi komunikasi semakin canggih dan mudah untuk diperoleh. Sebelum anda memulai berusaha, ada baiknya anda simak beberapa tips berikut bagaimana anda merancang home office di rumah anda sendiri.

1–Siapkan ruang kerja yang terpisah.

Jangan biarkan anda bekerja sambil terganggu oleh suara tv, aroma dapur atau keributan rumah tangga lainnya. Anda bisa menyiapkannya di garasi, kamar atau loteng. Jika anda tidak mempunyai ruangan yang cukup luas, pertimbangkan untuk menggunakan sekat, misal yang juga berfungsi sebagai filling cabinet, papan tulis, dan lain-lain.

2–Tentukan bentuk ruang kerja sesuai kebutuhan.

Anda bisa memilih untuk menyusun Furniture Kantor or Mebel Kantor dengan bentuk U , agar anda bisa meraih segala sesuatu dengan mudah. Untuk itu anda perlu ruangan yang cukup luas. Atau anda bisa menyusun seperti hurup L yang cocok untuk ruangan yang terbatas. Yang jelas, perhatikan bagaimana anda harus bergerak dan memerlukan benda-benda. Anda bisa mengintip bagaimana sebuah kantor dirancang untuk mendapatkan ide. Usahakan memilih Furniture Kantor yang ringan dan praktis agar mudah disesuaikan dengan ruangan yang sudah ada.

3–Gunakan perabot/furniture kantor.

Perabotan kantor dirancang sedemikian rupa agar anda bisa bekerja dengan baik, tidak mudah lelah dan efisien. Jangan ragu untuk mengeluarkan dana lebih untuk membeli Mebel Kantor yang cukup luas untuk bekerja, terutama jika anda bekerja dengan komputer atau kertas-kertas. Belilah juga kursi kerja yang berroda dan nyaman diduduki. Jangan lupa filling cabinet sesuai kebutuhan. Manfaatkan katalog dari Furniture Knock Down sebelum membeli peralatan untuk kantor di rumah ini.

4–Sediakan jalur telepon yang terpisah.

Tentu anda tak ingin jika telpon dari rekan bisnis anda diterima oleh suara anak-anak anda bukan? Siapkan dua jalur telepon untuk bisnis dan rumah yang berbeda. Jika tidak mudah untuk memperoleh jaringan baru, siapkan saja jaringan paralel dan letakkan telepon anda dekat dengan ruang kerja, sehingga memudahkan anda untuk meraihnya di saat berdering. Tapi, biasanya anda perlu sedikitnya dua jaringan telepon, yaitu untuk telpon, fax atau internet.

5–Jangan lupa mesin fax.

Fax adalah sepenting telepon juga. Anda bisa menerima dan mengirim dokumen melalui fax. Pertimbangkan baik-baik saat anda membeli fax. Ada mesin fax yang berfungsi juga sebagai mesin penjawab dan mesin fotocopy. Ada mesin fax yang mencetak di atas kertas fax atau kertas biasa. Tentukan mana yang benar-benar anda butuhkan. Mesin fax yang canggih mungkin tidak terlalu perlu bila anda baru memulai usaha anda.

6–Sediakan komputer juga.

Lengkapi peralatan kerja anda dengan seperangkat komputer dan printer. Isilah komputer anda dengan berbagai software yang pintar, seperti software fax, internet, yang memudahkan anda berkomunikasi dan bekerja. Komputer nyaris menjadi perlengkapan utama dalam setiap kantor.

7–Pastikan ruang kerja anda cukup nyaman.

Yang jelas, anda harus merasa nyaman bekerja di situ selama berjam-jam. Apakah anda memerlukan pendingin udara (AC) atau mungkin cukup sebuah kipas angin kecil, yang juga berfungsi sebagai pendingin perlengkapan komputer anda? Atau mungkin anda bisa memilih bekerja dekat dengan jendela dan membiarkan udara bersikulasi dengan baik.

1.20.2012

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BAHASA INDONESIA DENGAN PENERAPAN PROGRAM REMEDIAL PADA SISWA KELAS VI

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru harus memberikan bimbingan yang diperlukan siswa dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Hal ini sangat penting, sebab dalam proses belajar mengajar guru akan menghadapi siswa yang tergolong memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bagi siswa yang pandai akan lelih cepat menguasai bahan pembelajaran. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah, mereka biasanya lambat dalam menguasai bahan pelajaran, karena mereka mengalami kesulitan dalam belajar
Dalam pengajaran disekolah pun, khususnya pengajaran Bahasa Indonesia, guru senantiasa berusaha agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami konsep bahasa Indonesia yaitu mendeskripsikan benda, namun dalam kenyataannya masih banyak siswa yang tidak dapat memahami konsep bahasa Indonesia tentang mendeskripsikan benda sebagaimana yang diharapkan oleh guru. Hal ini dapat diketahui rendahnya daya serap siswa dalam memahami konsep bahasa Indonesia yaitu mendeskripsikan benda meskipun telah diusahakan dengan baik oleh guru.
Kesulitan siswa dalam memahami konsep Bahasa Indonesia tentang mendeskripsikan suatu gambar merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh guru. Jika guru memberikan ulangan atau tes yang diberikan oleh guru. Jika guru memberikan ulangan atau tes pada setiap pokok bahasan hasilnya 60% siswa mendapat nilai dibawah rata-rata, dan hanya sedikit siswa yang mendapat nilai di atas karena mereka telah memahami konsep yang diajarkan oleh guru. Untuk itu sangat penting bagi guru untuk memberikan bantuan baik berupa perlakuan ataupun cara-cara memahami bahan pelajaran

selengkapnya bisa di sedooott disini
Blog Advertising

PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENGARANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELAS VIA SD IT SINDANG KABUPATEN BANDUNG

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Penelitian
Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang bertujaun untuk mencapai tujaun pendidikan yang telah ditetapkan. Pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai mahluk social maupun mahluk individu. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah proses belajar mengajar. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan. Metodologi pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metodologi pengajaran dan media pengajaran sebagai alat Bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan tarap tercapai tidaknya tujuan pengajaran.
Oleh karena itu sebaiknya guru menyiapkan diri sebelum menyajikan bahan pelajaran. Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan mengupayakan bahan sajiannya agar mampu meningkatkan keterampilan tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran itu akan dapat dicapai, apabilan guru memperhatikan pula alat dan sarana penunjang lainnya.
"Makin luasnya tujuan yang ingin dicapai, menuntut kecermatan guru dalam menggunakan sumber belajar serta memerlukan perencanaan pendidikan yang matang" (Sugono, 1993 : 4).
Pengajaran menulis di SD Kelas VIa menekankan pada pelatihan penerapan ejaan bahasa Indonesia yang benar. Pelatihan tersebut meliputi penulisan paragraf, karangan dalam berbagai bentuk : percakapan, puisi, naskah pidato, naskah drama, laporan, poster, ringkasan formulir dan sebagainya (Depdikbud, 1993 : 30).
Pengajaran menulis di Kelas VIa pada dasarnya berisikan kegiatan berbahasa tulis yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari; seperti penggunaan bahasa tulis pada bidang pekerjaan pendidikan, kesehatan, olah raga dan lain-lain.
Bentuk-bentuk bahasa tulis tersebut pada umumnya memiliki ciri penanda yang membedakan antara bentuk yang satu dengan bentuk yang lain (Depdikbud, 1993.-30).
Perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan tentang pengajaran bahasa telah jauh meninggalkan ilmu pengajaran bahasa yang bersifat konvensional.
"Pengajaran yang bersifat konvensional berpusat pada guru, sedangkan pengajaran bahasa yang baru berpusat pada siswa" (Sugiono, 1993 : 1), meskipun terdapat perbedaan pandangan namun kedua ilmu pengajaran bahasa itu tetap tidak mengabaikan masalah komunikasi. Penulis berpendapat komunikasi pada jaman modern ini banyak berlngsung secara tertulis. Sejalan dengan hal itu, pengajaran bahasa Indonesia di SD harus memberikan perhatian khusus terhadap menulis.
Lahirnya Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, membawa pengaruh terhadap pengajaran bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dengan diangkatnya membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa. Kemampuan ini diajarkan kepada anak-anak di sekolah secara dini dan berkesinambungan.
Penulis berpendapat masih banyak guru SD yang kurang memperhatikan secara khusus terhadap pengajaran menulis. Tidaklah mengherankan apabila kemampuan siswa dalam membuat karangan tidak memberikan harapan untuk menjadi penulis berbakat. Pengajaran mengarang yang disajikan guru kurang menarik perhatian, sehingga banyak siswa yang menemukan kesulitan apabila disuruh membuat karangan.
Menurut Sugiono, 1993 : 12 "Pertumbuhan dan perkembangan siswa Kelas VIa SD mulai lancar menulis dan memiliki kegemaran mencorat-¬coret buku atau bangku sekolah". Hal tersebut perlu mendapat perhatian guru, agar kegemaran mereka terarah menjadi kebiasaan yang positip. Guru perlu berusaha dan berupaya menumbuhkan dan membina keterampilan mengarang/menulis dengan memanfaatkan faktor psikologis siswa.
Bila guru gagal memanfaatkan masa peka pertumbuhan dan perkembangan ini, besar kemungkinan siswa akan tumbuh menjadi orang dewasa yang sulit mengeluarkan gagasan secara tertulis.
Penggunaan media pengajaran dalam mengelola kegiatan belajar mengajar/KBM mengarang masih sering diabaikan guru. Mereka tidak mau repot-repot mencari alat bantu pengajaran, mereka lebih senang memilih cara yang dianggapnya praktis yaitu dengan cara memberi tugas, misalnya "Buatlah karangan prosa deskripsi dengan tema kesehatan" (Hermana, 1994 :2) cara seperti ini tidak akan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat karangan secara optimal.
Bertolak dari pemikiran di atas, penulis mendeskripsikan penelitian ini dengan topik :
"Perencanaan Pembelajaran Mengarang Dengan Menggunakan Media Gambar Berseri di Kelas VIa SD IT SINDANG Kabupaten Bandung".

selengkapnya bisa di donwnload disini
Blog Advertising

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Skull Belt Buckles