1.20.2012

PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENGARANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELAS VIA SD IT SINDANG KABUPATEN BANDUNG

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Penelitian
Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang bertujaun untuk mencapai tujaun pendidikan yang telah ditetapkan. Pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai mahluk social maupun mahluk individu. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah proses belajar mengajar. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan. Metodologi pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metodologi pengajaran dan media pengajaran sebagai alat Bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan tarap tercapai tidaknya tujuan pengajaran.
Oleh karena itu sebaiknya guru menyiapkan diri sebelum menyajikan bahan pelajaran. Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan mengupayakan bahan sajiannya agar mampu meningkatkan keterampilan tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran itu akan dapat dicapai, apabilan guru memperhatikan pula alat dan sarana penunjang lainnya.
"Makin luasnya tujuan yang ingin dicapai, menuntut kecermatan guru dalam menggunakan sumber belajar serta memerlukan perencanaan pendidikan yang matang" (Sugono, 1993 : 4).
Pengajaran menulis di SD Kelas VIa menekankan pada pelatihan penerapan ejaan bahasa Indonesia yang benar. Pelatihan tersebut meliputi penulisan paragraf, karangan dalam berbagai bentuk : percakapan, puisi, naskah pidato, naskah drama, laporan, poster, ringkasan formulir dan sebagainya (Depdikbud, 1993 : 30).
Pengajaran menulis di Kelas VIa pada dasarnya berisikan kegiatan berbahasa tulis yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari; seperti penggunaan bahasa tulis pada bidang pekerjaan pendidikan, kesehatan, olah raga dan lain-lain.
Bentuk-bentuk bahasa tulis tersebut pada umumnya memiliki ciri penanda yang membedakan antara bentuk yang satu dengan bentuk yang lain (Depdikbud, 1993.-30).
Perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan tentang pengajaran bahasa telah jauh meninggalkan ilmu pengajaran bahasa yang bersifat konvensional.
"Pengajaran yang bersifat konvensional berpusat pada guru, sedangkan pengajaran bahasa yang baru berpusat pada siswa" (Sugiono, 1993 : 1), meskipun terdapat perbedaan pandangan namun kedua ilmu pengajaran bahasa itu tetap tidak mengabaikan masalah komunikasi. Penulis berpendapat komunikasi pada jaman modern ini banyak berlngsung secara tertulis. Sejalan dengan hal itu, pengajaran bahasa Indonesia di SD harus memberikan perhatian khusus terhadap menulis.
Lahirnya Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, membawa pengaruh terhadap pengajaran bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dengan diangkatnya membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa. Kemampuan ini diajarkan kepada anak-anak di sekolah secara dini dan berkesinambungan.
Penulis berpendapat masih banyak guru SD yang kurang memperhatikan secara khusus terhadap pengajaran menulis. Tidaklah mengherankan apabila kemampuan siswa dalam membuat karangan tidak memberikan harapan untuk menjadi penulis berbakat. Pengajaran mengarang yang disajikan guru kurang menarik perhatian, sehingga banyak siswa yang menemukan kesulitan apabila disuruh membuat karangan.
Menurut Sugiono, 1993 : 12 "Pertumbuhan dan perkembangan siswa Kelas VIa SD mulai lancar menulis dan memiliki kegemaran mencorat-¬coret buku atau bangku sekolah". Hal tersebut perlu mendapat perhatian guru, agar kegemaran mereka terarah menjadi kebiasaan yang positip. Guru perlu berusaha dan berupaya menumbuhkan dan membina keterampilan mengarang/menulis dengan memanfaatkan faktor psikologis siswa.
Bila guru gagal memanfaatkan masa peka pertumbuhan dan perkembangan ini, besar kemungkinan siswa akan tumbuh menjadi orang dewasa yang sulit mengeluarkan gagasan secara tertulis.
Penggunaan media pengajaran dalam mengelola kegiatan belajar mengajar/KBM mengarang masih sering diabaikan guru. Mereka tidak mau repot-repot mencari alat bantu pengajaran, mereka lebih senang memilih cara yang dianggapnya praktis yaitu dengan cara memberi tugas, misalnya "Buatlah karangan prosa deskripsi dengan tema kesehatan" (Hermana, 1994 :2) cara seperti ini tidak akan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat karangan secara optimal.
Bertolak dari pemikiran di atas, penulis mendeskripsikan penelitian ini dengan topik :
"Perencanaan Pembelajaran Mengarang Dengan Menggunakan Media Gambar Berseri di Kelas VIa SD IT SINDANG Kabupaten Bandung".

selengkapnya bisa di donwnload disini
Blog Advertising

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Skull Belt Buckles